Pembagian Hadist



I. Hadist Ahad
Yaitu hadits yang tidak mencapai derajat hadits mutawatir karena kurangnya syarat yang terdapat dalam hadist Mutawatir.

II. Pembagian Hadist Ahad

A. Hadits Masyhur

Diambil dari isim maf’ul dari kata: شّهِرَ الأمر يُشْهِرُهُ شُهْرَةً هُوَ مَشْهُوْرٌ
Artinya sesuatu yang telah dikenal.
Sedangkan menurut istilah ulama hadist ialah:
Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang rawi atau lebih pada setiap generasi (tabaqat) tapi tidak mencapai derajat mutawatir (rawinya tidak sebanyak atau kurang dari hadist mutawatir).
Contoh:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ

“Sesunggguhnya Allah tidak mengambil ilmu begitu saja dari para hamba-hamba-Nya …..”

Hadits ini diriwayatkan oleh tiga orang sahabat, yaitu Ibnu Umar, Aisyah dan Abu Hurairah.

Kedudukan Hadist Masyhur
Hadits ini bisa diklasifikasikan shahih, hasan ataupun dla’if (lemah) tergantung penilaian dari sisi rawi maupun sanadnya

Hadist Masyhur Menurut Pandangan Ulama
Terkadang ada perbedaan antara definisi hadist masyhur menurut ulama hadist dan menurut ulama selain dari ulama hadist (muhaditsin)
Hadist Masyhur menurut muhaditsin seperti yang telah dijelaskan di atas. Sedangkan masyhur menurut menurut pandangan orang banyak berbeda definisinya. Karena masyhur disini menurut mereka adalah dikenal luas dan terkadang hadits tersebut adakalnyamutawatir, atau berupa hadits ahad, bisa jadi shahih, hasan dla’if, bahkan maudlu’ (palsu). Sedangkan hadist masyhur selain menurut definisi muhaditsin terkadang ada dari kalangan ulama, ahli fikih, ahli usul, di kalangan ulama nahwu dan lainna.

B. Hadits Aziz
Diambil dari akar kata عَزَّ يَعِزُّ
Yaitu sedikit sekali atau dari kata عَزَّ يَعِزُّ bermakna kuat dan keras.
Allah berfirman:

فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ
“Kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga. (QS. Yaasin : 14)

Definisi: Hadits yang diriwayatakan sekurangnya dua orang rawi atau lebih dari dua orang rawi atau lebih
Contohnya
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ

“Tidak beriman salah seorang dari kalian, sehingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya dan anaknya.”
Hadits ini dirwayatkan oleh dua sahabat, yaitu Anas . dan Abu Hurairah . Kemudian ada dua orang meriwayatkan dari Anas, yaitu Qatadah . dan Abdul Aziz bin Shuhaib . Dua orang meriwayatkan dari Qatadah, yaitu Syu’bah dan. Sa’id Dan dua orang meriwayatkan dari Abdul Aziz bin Shuhaib, yaitu Isma’il bin Aliyah dan Abdul Warits bin Sa’id . Dan dari masing-masing mereka itu para perawi lainnya meriwayatkan hadits ini.

Kedudukan Hadist Aziz
Hadits ini ada yang shahih, hasan dan dla’if. Karena harus diperiksa lebih lanjut dari segi rawi dan sanadnya.

C. Hadits ghorib
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu orang rawi di salah satu generasi (tabaqat) sanadnya.
Contohnya Hadits :

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya amal-amal itu tergantung niatnya dan sesungguhnya masing-masing manusia itu akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya.

Hadits ini diriwayatakan hanya oleh Umar bin Khatab saja. Sedangkan yang meriwayatkan dari Umar hanya

Kedudukan Hadist Ghorib
Hadits ini terdapat yang shahih, hasan dan dla’if.

Pembagian Hadist Ghorib
Hadist ghorib sering juga disebut dengan hadist Fard namun sebagian muhadist menganggap bahwa hadist ghorib dan hadist far dada perbedaan antara keduanya. Ibnu Hajar Al-Asqalani sendiri cenderung menganggap bahwa keduanya sama saja dan perbedaannya hanya terletak pada penggunaan istilah saja.
Hadist Ghorib dibagi dua:
1. Ghorib Mutlak/ Fard Mutlak
2. Ghorib Nisbi/ Fard Nisbi 


M. Thoyib HM

terkadang kehidupan dunia membuat kita lalai dalam mengerjakan apa yang telah menjadi sebuah kewajiban untuk akhirat

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post